Sleepwalking, Berbahayakah?
Daftar Isi
Sleepwalking – Dalam dunia medis sleepwalking disebut juga dengan istilah somnabulisme, yakni gangguan yang menyebabkan seseorang bangun dan berjalan tanpa komando pada saat tidur. Sleepwalking paling sering dialami oleh anak – anak usia 8 sampai dengan 12 tahun.
Kalau ditanya sleepwalking itu berbahaya atau tidak maka jawabannya adalah “tidak”, kondisi ini tidak menandakan adanya masalah kesehatan yang serius atau membutuhkan pengobatan lebih lanjut.
Namun sleepwalking yang terjadi terus menerus bisa menimbulkan keresahan bagi diri sendiri dan lingkungannya. Untuk informasi lebih lanjut, baca artikel ini sampai habis ya.
Gejala yang Dialami Penderita Sleepwalking
Sleepwalking merupakan klasifikasi dari penyakit parasomnia yaitu perilaku yang tidak diinginkan selama tidur. Kondisi ini terjadi biasa terjadi satu atau dua jam setelah seseorang tertidur. Orang yang mengalami berjalan sambil tidur tidak akan ingat apa saja yang ia lakukan di pagi harinya.
Adapun gejala yang dialami penderita penyakit ini, antara lain :
- Duduk di tempat tidur sambil membuka mata namun dalam kondisi tidak sadar.
- Memiliki ekspresi mata sayu seperti seseorang yang habis menangis dan berkaca – kaca.
- Berkeliling di sekitar rumah, bahkan penderita sleepwalking bisa membuka dan menutup pintu atau mematikan dan menghidupkan lampu sendiri.
- Penderita bisa melakukan aktivitas rutin sehari – hari, seperti : berpakaian, makan, bahkan mengemudikan kendaraan.
- Penderita akan berbicara dan melakukan gerakan secara canggung seperti robot
- Sleepwalking yang disertai dengan mimpi buruk akan membuat penderita lebih mudah untuk menjerit.
- Sulit dibangunkan pada saat episode sleepwalking sedang terjadi.
Penyebab Seseorang Mengalami Sleepwalking
Banyak faktor yang menjadi penyebab seseorang mengalami sleepwalking. Faktor – faktor tersebut meliputi : kurang tidur dan kurang istirahat, kelelahan, mengalami stress berlebih dan kecemasan, demam yang terlalu tinggi, tidur di lingkungan asing, serta pengonsumsian obat – obatan seperti zolpidem (untuk ambeien).
Sleepwalking juga sering dikaitkan dengan beberapa kondisi sebagaimana :
- Gangguan kejang – kejang
- Gangguan pernafasan, yakni pernafasan abnormal selama tidur (yang paling umum menyertai penderita sleepwalking adalah apnea tidur obstruktif
- Restless Leg Syndrome (RLS), yakni kondisi neurologis yang menyebabkan seseorang tidak mampu mengontrol gerakan kaki mereka
- Migrain atau sakit kepala akut
- Stroke
- Luka mengalami cidera atau luka
- Menderita pembengkakan otak
- Periode premenstruasi
Pada kasus lain, sleepwalking bisa disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi alkohol, obat – obatan terlarang yang mengandung dosis antibiotic, antihistamin, obat penenang, dan obat tidur yang terlalu tinggi.
Pengobatan Sleepwalking
Pada kondisinya yang sederhana dan belum terlalu meresahkan, sleepwalking tidak memerlukan pengobatan serta penanganan tertentu. Namun jika dirasa kondisi ini semakin membahayakan penderita dan sulit pula pengontrolannya, maka ada baiknya dilakukan pengobatan lebih lanjut.
Pengobatan sleepwalking diawali dengan tanya jawab seputar keluhan yang diawali penderita, riwayat kesehatan, obat yang sedang dikonsumsi, dan lain sebagainya.
Melalui pemeriksaan yang lumayan panjang kemudian dokter akan lebih mudah dalam memilih serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti :
- Polisomnografi, yakni sleep study yang prosesnya merekam semua kegiatan tidur dari awal sampai akhir dan dilakukan pengamatan terhadap gelombang otak, kadar oksigen dalam darah, denyut jantung, pola nafas, juga pergerakan mata dan kaki selama pemeriksaan.
- Elektroensefalografi (EEG), yakni pengukuran aktivitas listrik di sekitar otak. Adapun pemeriksaan penunjang ini dilakukan jika dicuragai ada gangguan kesehatan lain yang memicu seseorang sering mengalami
Dari rangkaian – rangkain di atas, maka akan diputuskan apakah orang tersebut hanya memerlukan sleep hygiene, psikoterapi, atau obat – obatan. Pemberian obat disini bertujuan untuk mengurangi frekuensi sleepwalking tiap malamnya. Beberapa jenis obat yang bisa diberikan adalah golongan benzodiazepine (contoh : clonazepam).
Baca Juga : Penyebab Leher Kaku
Sleepwalking yang parah juga akan menyebabkan seseorang mengalami komplikasi sebagaimana cedera fisik, gangguan tidur yang berkepanjangan dan terus menerus, perubahan perilaku yang tidak dapat dikontrol, penurunan prestasi dan konsentrasi, serta masalah – masalah dalam kehidupan social lainnya. Demikian sedikit penjelasan mengenai sleepwalking.
Ingin punya bisnis sendiri ??
Dengan senang hati saya akan membantu anda mendaftarkan secara online dengan kontak kami melalui WA ini
Untuk Info & Order Produk HDI
Belum punya Member HDI ??,
ayo buruan daftar " FREE Join Member HDI " hanya melaui online
>>Link Pendaftaran HDI<<
Dengan Online, anda akan di mudahkan untuk melakukan pendaftaran secara mandiri, anda hanya diminta untuk menyiapkan KTP dan alamat email.
Setelah anda mengisi semua datanya dengan benar, anda bisa langsung melakukan pembayaran melalui transfer dengan beberapa bank yang bisa di pilih.
Setelah anda melakukan transfer pembayaran, anda langsung di SMS no ID Member dan password untuk mengakses 2 aplikasi yang di sediakan untuk mengembangkan bisnis anda di HDI.
Promo HDI Explore .