Kenali bahaya penyakit hemofilia pada wanita dan bagaimana cara mencegah hemofilia
Darah menjadi salah satu sumber penting yang membuat seseorang mampu bertahan hidup. Keberadaan darah tentu sangat diperlukan demi menjalani hidup yang baik.
Namun bagaimana jika terjadi permasalahan dalam pengaliran darah maupun pembekuan darah? Mari kita bahas bersama mengenai salah satu penyakit yang berhubungan dengan darah.
Mungkin salah satu jenis penyakit ini jarang diketahui oleh banyak orang. Kita bisa saja kerap mendengarnya namun tidak tahu apa itu.
Dia adalah hemofilia. Apa itu hemofilia?
Daftar Isi
Hemofilia merupakan salah satu kondisi di mana pasiennya mengalami gangguan pada proses pembekuan darah akibat kekurangan faktor VII dan faktor IX.
Mungkin kita semakin bingung dengan istilah faktor VII dan faktor IX yang dimaksud. Faktor VII merupakan faktor pembekuan darah yang berhubungan dengan serum protrombin conversion accelerator (SPCA).
Sedangkan faktor IX merupakan faktor pembekuan darah yang berhubungan dengan Antihemofilik B.
Penyebab penyakit hemofilia
Ketika seseorang mengalami hemofilia, ia akan mengalami proses pendarahan yang lebih lama. Biasanya penyakit ini merupakan penyakit bawaan atau turunan (mutasi genetik) yang sering dialami oleh pria.
Faktor genetik yang terjadi nyatanya membuat penderita hemofilia mengalami keadaan dimana darah kekurangan protein pembentuk faktor pembekuan.
Dengan keadaan penderita yang kekurangan protein pembentuk faktor pembekuan, maka darah akan sukar untuk membeku.
Hingga saat ini, penyakit hemofilia masih belum bisa disembuhkan secara total. Namun penderitanya mampu menjalankan berbagai aktivitas secara normal.
Berdasarkan data yang ada, di Indonesia penderita hemofilia setiap tahunnya berkisar antara 150 ribu orang. Jumlahnya terbilang cukup besar.
Gejala utama penyakit hemofilia
Beberapa gejala ini dapat menjadi penanda seseorang mengalami hemofilia.
- Penderita hemofilia akan mengalami pendarahan pada hidung atau mimisan yang sulit untuk berhenti.
- Penderita mengalami pendarahan pada luka (kulit sobek, dan lainnya) yang sulit untuk berhenti.
- Penderita mengalami pendarahan pada mulut, khususnya gusi.
- Penderita mengalami pendarahan setelah disunat (sirkumsisi) yang sulit untuk berhenti.
- Pada urine dan tinja penderita akan ditemukan darah.
- Penderita mudah mengalami memar.
- Penderita juga bisa mengalami pendarahan pada sendi yang ditandai dengan rasa nyeri dan bengkak pada bagian lutut maupun siku.
Jika anda mengalami gejala gejala diatas segera waspada dan segera konsultasi ke dokter untuk di lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Penanganan gejala hemofilia
Ada banyak faktor penyebab terjadinya hemofilia (seperti yang telah dibahas sebelumnya, faktor VII, faktor IX, dan lainnya).
Semakin sedikit faktor penyebab terjadinya pembekuan darah, maka semakin kecil tingkat keparahan pendarahan.
Jika faktor penyebab pembekuan darah berkisar antara 5% hingga 50%, penderita masih dikategorikan sebagai penderita hemofilia ringan.
Jika faktor pembekuan darah berkisar antara 1% hingga 5%, penderita dikategorikan sebagai penderita hemofilia sedang. Sedangkan untuk hemofilia berat, seseorang akan mengalami faktor pembekuan darah kurang dari 1%.
Jika Anda merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut, Anda harus bisa menahannya untuk sejenak. Karena hal tersebut masih bisa diatasi.
Namun jika Anda mulai sering mengalami memar tanpa sebab yang jelas dan kerap mengalami pendarahan yang sulit untuk dihentikan, segera hubungi dokter dan lakukan konsultasi.
Untuk menentukan apakah penyakit yang dialami tergolong hemofilia atau bukan, ketika sedang konsultasi, dokter akan melakukan beberapa tes untuk memastikannya.
Misalnya dengan tes darah dan tes genetik. Pengobatan yang disarankan untuk mengatasi penyakit hemofilia biasanya berkaitan dengan mencegah timbulnya pendarahan dan menangani pendarahan yang terjadi.
Penanganan hemofilia
Sampai saat ini hemofilia tidak dapat disembuhkan secara baik, namun penangan hemofilia dilakukan dengan mencegah terjadinya perdarahan (profilaksis) dan menangangi perdarahan (on-demand).
Lantas bagaimana cara mencegah dan menangani hemofilia agar tidak terjadi pada kita?
- Hal pertama yang harus diperhatikan adalah aktivitas yang dilakukan. Hindari melakukan aktivitas yang mampu membuat tubuh mudah cedera dan terluka. Jangan paksakan untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh teman daripada Anda harus menanggung resikonya.
- Lakukan kontrol dan konsultasi kepada dokter secara bertahap dan rutin untuk mengetahui kondisi hemofilia dan memantau faktor pembekuan yang dimiliki penderita.
- Berhati-hati dalam mengkonsumsi obat. Penderita tidak bisa sembarangan mengonsumsi obat, terlebih yang mengandung aspirin. Konsultasikan kepada dokter sebelumnya jika memang perlu mengonsumsi obat.
- Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan terus merawatnya. Anda juga bisa mengimbanginya dengan melakukan pengecekan rutin ke dokter gigi.
Itu dia beberapa informasi mengenai penyakit hemofilia yang perlu Anda pahami dan ketahui.
Produk HDI untuk Hemofilia
Manfaat Produk HDI untuk Hemofilia
Untuk Info & Order Produk HDI untuk Hemofilia
DISCLAIMER : Hasil positif yang di pakai pelanggan kami, tidak menjadi jaminan bahwa hasil yang sama akan anda dapatkan. Produk Ini merupakan suplemen yang membantu perawatan penderita penyakit Hemofilia dan untuk meningkatkan kondisi tubuh, tetapi bukan pengganti obat – obatan Hemofilia dari dokter. Kami juga menyarankan anda untuk lebih dahulu berkonsultasi ke dokter sebelum menggunakan produk HDI untuk Hemofilia dalam website ini.
Penyakit .